Siraman Rohani agama Islam (SICWeb)

Siraman Rohani Agama Islam

_______________________________________________________________________________________________

 

MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH DI MUKA BUMI.

 

Pengertian dan Dimensinya

Manusia Sebagai Khalifan di atas Bumi.

  1. Moqodimmah

Pertanyaan-pertanyaan siapa manusia, dari mana, mau kemana? Dan bagaimana, adalah pertanyaan yang menyita banyak fikiran para filosof sejak awal peadaban manusia, yang pada akhirnya menjadi inti pembahasan kategori disiplin ilmu filsafat manusia..

Namun usaha para filosof hingga kini belum membuahkan hasil yang bisa menentramkan hati, terbukti dari jawaban pertanyaan di atas yang saling kontradiktif dan tidak berpangkal pada satu titik temu.

Bahkan banyak diantara mereka terpaku bimbang dihadapan pertanyaan diatas seperti isyarat yang diberikan oleh Dr. Alexis Carl dari judul sebuah bukunya.

Islam, dalam hal ini telah memberikan jawaban yang jelas dan gamblang. Serta menepis persepsi adanya kebetulan dalam penciptaan manusia dan alam semesta. Allah berfirman: -------?----Bahasa Arab-------.

Artinya: Maka apakah kamu mengira bahwa sesungguhnya kami menciptakan kamu secara main-main (saja) dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami?.

Dengan demikian keberadaan manusia menurut Islam mempunyai orientasi (misi) yang cukup jelas, oleh Al-Qur’an ditetapkan 3 tugas (misi):

    1. Orientasi Ibadah (ubudiyah)
    2. ---------?------Bahasa arab-----------

      Artinya: Dan tidaklah aku ciptakan Jin & Manusia kecuali untuk menyembahku.

    3. Orientasi Khilafah (2:30)
    4. -------------?------Bahasa arab----------

      Artinya: Dan ingatlah , tatkala tuhanmu berkata kepada Malaikat: Sesungguhnya Aku menjadikan (manusia) khalifah ditas bumi.

    5. Orientasi pemakmuran bumi (11:61)

-----------?--------Bahasa arab-----------

 

Artinya: Dialah yang menjadikan kamu dari (tanah) dan menjadikan kamu sebagai pemakmurnya.

 

Ketiga orientasi penciptaan manusia diatas, mempunyai keterkaitan yang sangat dan tak dapat dipisah – pisahkan, dengan orientasi pertama (ibadah) sebagai porosnya, dalam kata lain pemakmuran bumi adalah pengejawantahan dari makna khilafah, sedang khilafah adalah prosesdari sebuah ubudiyah (seorang hamba menuju Allah).

Dari konteks korelasi dan keterkaitan antara khilafah dan pemakmur bumi itulah yang kita akan memfokuskan pembicaran kita kali ini.

-Hadirin yang dimuliakan Allah.!!

Tatkala Allah SWT telah menciptakan langit dan bumibeserta isi keduanya, maka Ia menciptakan manusia untuk mengemban amanat sebagai khalifah di muka bumi. Namun sebelumnya Allah menawarkan amanat tersebut kepada seluruh makhlukNya. Agar tidak terjadi kedholiman dalam diriNya dan bagi MakhlukNya, karena resiko yang harus diterima, baik bagi yang bersedia mengemban amanat tersebut maupun bagi yang tidak bersedia amatlah berat. Bagi sang pengemban amanat Ia harus mempertanggung jawabkan segala upayanya dihadapan perhitungan Allah yang maha detail. Sementara yang tidak bersedia (menolak) Ia harus tunduk dan mengtangsikan diri sebagai pelayan bagi kesuksesan manusia dalam menjalankan misinya sebagai khilafah. Kesanggupan tersebut untuk tunduk dan memberikan pelayanan ini oleh Al-Qur’an disebut dengan "Taskhir"

Arab

"Tdakkah kamu perhatikan sesungghnya Allah telah menundukkan untuk( kepentingan ) mu apa yang dilangit dan apa yang di bumi, dan menyempurnakan untukku nikmat-Nya lahir dan batin" (31:20). Lihat juga (13:32-33), (16:12),(22:65), (31:20),(45:12-13)

Gambaran tugas khalifash diatas bumi, bisa kita pahami melewati penf

Dekatan yang yang cukup sederhana dalam kehidupan kita sehari-hari. Ia tak ubahnya bagaikan tugas "kepala Negara" sebagai mandataris MPR, atau bagaikan tingkat seorang pembantu yang dipercayai oleh tuannya untuk mengurus rumah semasa tuannya bepergian ke luar kota. Baik MPR atupun tuannya pasti memberikan pesan-pesan umum atau garis-garis besar dan bebreapa pesan khusus terprinci, dalam hal ini (MPR-merumuskan GBHN sebagai titik tolak pembangunan masa mendatang, dimana seorang kepala negara harus berjalan di atas rel-rel tersebut), adapun sang tuan ia cukup memberikan beberapa pesan umum dan beberapa lagi pesan khusus terperinci yang haus, yan harus ditaati oleh sang pembantu, serta tidak boleh keluar dari lingkup pesan-pesan tersebut . Karena sebesar ketaataatannya dalam menjalankan pesan-pesan tersebut, sebesar itu pula kesempurnaan pengabdiaannya kepada sang tuan, yang tentunya semakin menambah kepercayaan, kecintaan tuannya kepadanya, dan berdampak pula pada peningkatan gaji dan upahnya. Dan begitu pula sebaliknya sang pembantu dalam hal ini juga diperbolehkan untuk mengambil beberapa tindakan baru yang tidak tetera dalam pesan-pesan khusus terperinci, namun ia berada pada naungan pesan-pesan umum. Baik tindakan-tindakan tersebut berhubungan dengan pembenahan dan peningkatan rumah beserta isinya ataupun yang berhubungan dengan peningkatan dan pengembangan potensi diri.

Maka "khalifah" yang merupakan sebuah penghormatan dan kebanggaan bagi manusia, tak ubahnya seperti pndekatan sederhana di atas. "walillatul Matsalah A’la (dan bagi Allah lah penyerupaan yang paling tinggi)".

Jadi proses pelaksanaan tugas khalifah haruslah dijalankan sesuai dengan perjanjian manusia kepada Allah SWT, yaitu:

  1. Dengan berjalan diatas peeunjuk, sistem, dan syariah Allah
  2. Dengan mengikhlaskan ubudiyah kepad –Nya.
  3. Dengan tidak mengaku sedikitpun apa-apa yang menjadi ciri-ciri khusus dan sifat-sifat Ketuhanan-Nya.
  4. Dengan menjadikan segala gerak dan usaha hanya untuk Allah SWT, yang telah memintanya untuk memegang amanat sebagai khalilfah diatas bumi yang sementara ini.
  5. Dengan menerapkan seluruh sistem (manhaj) Allah dalam diri dan kehidupannya.

Bila hal-hal tersebut tidak diindahkan maka;

  1. Seluruh aktivitas kehidupannya terancam rusak
  2. Dan seluruh pekerjaannya terancam batal
  3. Dengan demikian terancam pula untuk mendapatkan sioksa dari Allah baik di dunia maupun di akhirat bahkan keduanya.

Satu hal yang istimewa dalam Islam, bahwa balasan Allah diberikan kepada manusia dalam rangka menjalankan dua katagori aktifitas yaitu pertama, upaya perbaikan kehidupan di dunia, yang dimulai dengan perbaikan dan peningaktan kondisi masyarakat (ummat), takala mereka telah mamapu untuk menetapkan segala urusannya berdasarkan sistim yang di syariatkan oleh Allah. Kedua, upaya profesionalilsasi dalam mengemban tugas "khalifah" point ini dimulai dengan upaya penemuan hukum-hukum alam, dan rizki suatu penggalian kekayaan alam. Yang kemudian harus kita exsploitasi untuk membangun taraf kehidupan dengan membagi hasil pembangunan tersebut dengan adil sesuai dengaan tuntunan Allah dan RasulNya.

Dan ini kita bisa melihat kelebihan iislam dengan syariat madzhab dan ideologi lainnya. Bahwa tujua akhir dari kehidupan manusia (ubudiah), sangat relevan dengan aktivitas proses pengembangan kehidupan manusia. Dengan kata lain " proes pengembangan kehidupan manusia sebagai inti dari pemakmuran bumi dan tugas khilafah, merupakan ibadah kepada Allah SWT."

Kemudian "pemakmuran bumi" yang telah kita singgung sebagai salah satu makna ari tugas khalifah, mempeunyai beberapa dimensi:

Pertama, dimensi pembangunan.

Dimensi ini meliputi seluruh aspek dari kekuaan ummat dan perdaban yaitu:

  1. kekuatan akidah
  2. kekuatan akhlaq
  3. kekuatan ilmu
  4. kekuatan jamaah (kesatuan)
  5. kekuatan ekonomi
  6. kekuatan militer.

Pembangunan kekenam unsur kekuatan diatas bisa dicapai melewati:

  1. Pemberdayaan sumber daya manusia (SDM). SDM merupakan aspek yang sangat asasi/prinsipil dalam pembangunan, karena ia merupakan motor bagi roda penggerak kehidupan, kemajuan suatu ummat dan peradaban tergantung pada kehandalan SDM. Oleh karenanya, dalam menopang da’wahnya Rasulullah SAW, sbelum segala seusutunya beliau mempersiapkan generasi-generasi muda yang handal, yang mempunyai bekal aqidah (prinsip), serta keteguhan mereka dalam memperjuangkannya, bermoral, dan terampil. Dari sini kemudian kita melihat betapa besar fungsi pusat-pusat pengkaderan dan pembinaan generasi muda, (dalam hal ini sekolah dan perguruan tinggi). D beberapa negara maju seperti AS misalnya, segala degradasi yang terjadi dalam masyarakat segera dikaitkan dengan pusat-pusat pembinaan tsb. Saat ini Uni Sovyet telah berhasil mendahuluinya untuk meluncur keruang angkasa (bulan) dan saat ini Jepang telah mampu mengunggulinya dalam produksi teknologi modern, segera mereka mengumpulkan seluruh para akademisi untuk meneliti degradasi apa yang sedang dialami oleh pusat-pusat pengkaderan mereka.
  2. Pembinaan SDm yang terasmpil saja terpisah dari pembinaan prinsip-prinsip moral belum cukup untuk membangun masyarakat, karena tenaga terampil yang tidak berprinsip dan bermoral akan sangat berbahaya bagi kelangsungan sebuah peradaban. Krena ia akan dengan meudah menggunakannya atau digunakan untuk mencapai sasaran-sasaran yang banyak merugikan masyarakat.

    Arab========

    Sesungghnya existensi sebuah ummat akanlanggeng, apabila ia ddditopang oleh akhlaq (moral), apabila moral telah lenyap maka akan pergi pula exsistensi ummat ini.

    Dar sini kita merasakan bahaya sistem "sekkularisasi" yang memisahkan pembanunan dengan nilai-nilai agama dan kemanusiaan.

    Apabila Sumber prinsip, bermoral dan terampil telah terbentuk, maka harus dimulai babak pemberdayaan keuatan SDM dalam segala bidang, untuk membangun seluruh aspek kekuatan ummat.

  3. Untuk mencapai tujuan pembangunan, hauslah dilakukan exsploitasi kekayaan alam, yang telah allah ciptakan untuk ditundukkan oleh manusia, yang kemudian dipergunakan untuk mencapai kesejahteraan manusia dan kemakmurannya.
  4. Dalam rangka exsploitasi alam dan pembangunan proyek-proyek industri besar maupun kecil hebdaknya selalu memperhatikan dan mempertimbangkan keseimbangann ekosistem dan lingkungan. Kedua ,apabila proses pembangunan seudah membuahkan hasil, maka ia harus dibagi kpada seluruh anggota masyarakat dengan adil dan merata, karena mereka mempunyai hak yang sama, terkhusus yang berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan primer yang berupa: hak beragama (aqidah), hak aman, hak sandang pangan dan kesehatan, hak membuktikan kemampuan diri, hak mendapakan ilmu, hak berpendapat (mengungkapkan ide), seta berserikat.

    Arab========

    "Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu): berlaku adil dan bebruat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang. Bebrbuat keji, kemungkaran ,permusuhan, Dia memberi pengajaran kepada mu agar kamu dapa mengambil pelajaran."

    Sebagaimana keadilan diterapkan dalam rangka distribusi hasil pembangunan juga diberikan dalam pengahrgaan dan kesempatan. Yang semuanya dikur dengan kerja dan usaha serta prestasi bukan karena hubungan kerabat, kenalan ,ataupun rasa cinta.

    Arab=======

    "Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu menjadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah menjadi saksi yang adil.an janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah ,karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertakwalah kepada Allah sesungguhnya allah maha mengetahui apa yang kaum kerjakan (al-Maidah:8)

    Oleh karenanya saat allah menjadikan standar keutamaan dan kemulian manusia adalah takqa merupak puncak keadilan dari AllahSWT atas makhluknya.

    Arab====

    Karena kualitas ketaqwaan hanya bisa dicapai melewati :"amal Shaleh", yang bisa dicapai oleh semua lapisan manusia kaya maupun miskin, dari keturunan ningrat atau ningram

  5. Dimensi ketiga adalah keamanan.

Keamanan merupakan kebutuhan asasi bagi manusia ia merupakan asas bagi terbentuknya perdaban dan kemajuan dibidang apapun. Apabila kemanan hilang diha ti masyarakat, maka harapan kemajuan apapun akan terkikis sirna.

Keamanan ini mencakup, kemanan dari serangan luar, dan kemanan dari segala kekacauan yang terjadi didalam. Adalah mu’thasim billah- seorang khalifah muslim saat seorang muslimah ditawan oleh tentara Rum, dan berteriak, "wa mu’tashima" teriakan itu sempat didengar oleh mu’tashim. Lalu ia kirim surat kepada kerajaan Rum ,wahai raja bila engkau tidak mengeluarkan tawanan muslim, maka aku kirimkan bala tentara yang tidak ada tandingannya. Mendapat surat tersebut mereka segera mengeluarkan muslimah tadi.

Maka jika pembangunan dengan sarana pemberdayaan SDM, dan exsploitasi alam, lalu membaginya dengan adil, serta keamanan masyarakat terjamin, secara lambat laun, proses menuju masyarakat yang adil dan makmur dapat terwujud.

______________________________________________________

Pic, Banners, and Pages design are copyright©1999'2004, SICWeb Team

Makalah©1999, Masjid Indonesia Cairo